Minggu, 31 Agustus 2014


“Ujung Keliling” Sebagai Pengikat Persaudaraan
                                              
            Tradisi ujung keliling merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan jika hari raya Idul Fitri telah tiba. Kata ujung keliling mempunyai makna yaitu kata “ujung” merupakan  bahasa jawa yang memiliki arti silaturahim. Silaturahim berarti mengunjungi sanak saudara maupun tetangga. Sedangkan kata keliling mempunyai makna aktivitas seseorang yang mengelilingi suatu tempat. Dapat dikatakan bahwa ujung keliling mempunyai makna aktivitas seseorang ataupun kelompok masyarakat untuk mengelilingi setiap tempat. Tempat yang dimaksud adalah rumah-rumah warga dengan tujuan untuk bersilaturahim dengan warga masyarakat sekitar.
            Tradisi ujung keliling ini dilaksanakan oleh warga masyarakat pedesaan khususnya warga masyarakat desa Tegalsari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga usia dewasa. Baik yang laki-laki maupun perempuan semua menjadi satu untuk mengelilingi desa. Tradisi ini sering dilaksanakan tiap tahunnya di daerah pedesaan-pedesaan, walaupun sudah jarang ada yang melaksakannya, tetapi tradisi ini masih berjalan tiap tahunnya di desa Tegalsari. Biasanya, tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada hari pertama perayaan Idul Fitri di pagi hari setelah melaksanakan salat Ied. Tradisi yang tiap tahunnya dilaksanakan ini mempunyai tujuan, diantaranya untuk menyambung silaturahim dan mempererat persaudaraan antar sesama umat muslim.
            Tradisi ujung keliling dipimpin oleh salah seorang laki-laki yang berada di paling depan barisan untuk mengatur jalannya ujung keliling. Diawali dari masjid kemudian mulai mengelilingi satu dusun dengan mengelilingi satu-persatu rumah-rumah warga sekitar. Uniknya, tiap rumah menyediakan makanan yang nantinya disuguhkan untuk warga masyarakat yang telah melaksanakan ujung keliling tersebut. Tentunya, makanan yang tersedia beraneka ragam. Mulai dari makanan-makanan khas lebaran, permen, coklat, minuman kemasan, buah-buahan segar disediakan di depan rumah warga. Warga masyarakat yang sudah siap kemudian menanti kedatangan tamu-tamunya itu dengan berada di depan rumahnya. Warga yang datang langsung bersalam-salaman dan bermaaf-maafan. Warga yang sudah bersalaman kemudian mengambil makanan ataupun minuman yang telah disediakan oleh warga masyarakat yang berada di rumah tersebut, kemudian melanjutkan ke rumah-rumah lain. Ujung keliling juga terbagi atas beberapa pos yang nantinya untuk beristirahat sejenak jika kelelahan.